The Responsibilities of Land Deed Officials in Cases of Legally Null and Void Sale Agreements

Raffika Yusmar; Rachmi Sulityarini; Hendarto Hadisuryo

doi:10.55227/ijhess.v4i2.1324

Authors

Raffika Yusmar Brawijaya University
Rachmi Sulityarini Faculty Of Law, Brawijaya University
Hendarto Hadisuryo Faculty Of Law, Brawijaya University

DOI:

https://doi.org/10.55227/ijhess.v4i2.1324

Keywords:

Land Deed Officer, Sale and Purchase Deed, Court Decision, Null and Void by Law

Abstract

The Land Deed Official (PPAT) often finds themselves as the defendant in legal cases. One notable example is the decision from the Makassar District Court No. 126/Pdt.G/2019/PN Mks. The purpose of this research is to analyze the responsibilities of the Land Deed Official (PPAT) when the deed they have prepared is declared null and void by law. This study employs a normative legal research approach, utilizing both legislative and case study methods. The legal materials for this research consist of primary legal materials and secondary legal materials, which will be analyzed using systematic interpretation and grammatical interpretation techniques. The findings indicate that the PPAT, as a public official responsible for drafting the Sale and Purchase Deed in Decision No. 126/Pdt.G/2019/PN Mks, must be accountable for the deed they create from an administrative perspective. This deed was declared null and void due to the failure to meet the contractual elements; consequently, the PPAT faced only administrative sanctions based on the ruling.

References

Asshiddiqie, J., & Safa’at, A. (2006). Teori Hans Kelsen Tentang Hukum. Jakarta: Konstitusi Press.

B, H. (2022). TANGGUNG JAWAB PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) TERHADAP AKTA JUAL BELI YANG TIDAK DISAMPAIKAN KE KANTOR PERTANAHAN (Tesis). Universitas Hasanuddin, Makassar.

Efendi, M. (1994). Dimensi / Dinamika Hak Asasi Manusia Dalam Hukum Nasional Dan Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.

HS, S. (2016). Teknik Pembuatan Akta Perjanjian (TPA DUA). Jakarta: Rajawali Press.

Khalid, A. (2014). PENAFSIRAN HUKUM OLEH HAKIM DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA. Al-Adl : Jurnal Hukum, 6(11). https://doi.org/10.31602/al-adl.v6i11.196

Khudhori, S., & Ma’ruf, U. (2018). Peran Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Membuat Akta Jual Beli Tanah Menggunakan Cek/Bilyet Giro Sebagai Alat Pembayaran. Jurnal Akta, 5(1), 17. https://doi.org/10.30659/akta.v5i1.2527

Lubis, A. S. (2009). Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah yang Melakukan Perbuatan Melawan Hukum dalam Pembuatan Akta PPAT (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 94/Pdt.G/2005/PN.Jkt.Pst) (Tesis). Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara.

Marzuki, P. M. (2019). Penelitian Hukum: Edisi revisi (Cetakan ke-14). Jakarta: Kencana.

Mertokusumo, S. (1998). Hukum Acara Perdata Indonesia. Yogyakarta: Liberty.

Mertokusumo, S. (1999). Mengenal Hukum Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.

Mulyana, D., & Abdughani, R. K. (2021). Tanggung Jawab Notaris/PPAT Terhadap Akta Jual Beli Tanah Yang Batal Demi Hukum. Juris and Society: Jurnal Ilmiah Sosial Dan Humaniora, 1(1), 106–118. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/352061840_TANGGUNG_JAWAB_NOTARISPPAT_TERHADAP_AKTA_JUAL_BELI_TANAH_YANG_BATAL_DEMI_HUKUM

Mulyoto. (2012). Perjanjian Teknik, cara membuat, dan hukum perjanjian yang harus dikuasai. Yogyakarta: Cakrawala Media.

Nurfauzi, W. A., Putri, N. K. M., Pangesti, I., & Maharani, P. (2023). Analisis Yuridis Putusan Hakim Mengenai Perjanjian Sewa-Menyewa Pada Putusan Mahkamah Agung Nomor 12/Pdt.G/2020/PN Pin. Diponegoro Private Law Review, 9(2), 159–180. Retrieved from https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/dplr/article/view/18921

Pramono, D. (2015). Kekuatan Pembuktian Akta yang dibuat oleh Notaris Selaku Pejabat Umum Menurut Hukum Acara Perdata di Indonesia. Lex Jurnalica, 12(3), 247–258. https://doi.org/https://doi.org/10.47007/lj.v12i3.1225

Ridwan. (2009). Tiga Dimensi Hukum Administrasi dan Peradilan Administrasi. Yogyakarta: UII Press.

Rizal, E. A. (2022). Tanggung Jawab PPAT Atas Pembatalan Akta Yang Dibuat D Hadapannya (Tesis). Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Subastyo, A. R. (2019). Ketentuan Batas Waktu Tanggung Jawab Notaris Sebagai Pejabat Umum Terhadap Akta Yang Dibuat Dihadapannya Setelah Masa Jabatan Berakhir (Tesis). Universitas Brawijaya, Malang.

Subekti. (2005). Hukum Perjanjian. Jakarta: Intermasa.

Sukisno, D. (2008). PENGAMBILAN FOTO COPI MINUTA AKTA DAN PEMANGGILAN NOTARIS. Mimbar Hukum - Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 20(1). https://doi.org/10.22146/jmh.16313

Sutedi, A. (2012). Sertifikat Hak Atas Tanah. Jakarta: Sinar Grafika.

Thamrin, H. (2011). Pembuatan Akta Pertanahan Oleh Notaris. Yogyakarta: LaksBang PressIndo.