Jurisdictional Analysis Of The Decision Of The Supreme Court Number 2205/K/Pid.Sus/2022 On The Delict Of Gratification In The Perspective Of Legal Enforcement Of Corruption In Indonesia

David Christian Lumban Gaol; Prija  Djatmika; I Nyoman Nurjaya

doi:10.55227/ijhess.v4i4.1482

Authors

David Christian Lumban Gaol Faculty of Law, University
Prija Djatmika Faculty of Law, University
I Nyoman Nurjaya Faculty of Law, University

DOI:

https://doi.org/10.55227/ijhess.v4i4.1482

Keywords:

Gratification, Supreme Court Decisions, Corruption Crime, Law Enforcement, Legal Certainty, Justice

Abstract

Corruption in Indonesia remains a significant impediment to national development and social justice, with gratification as one of its pervasive forms. The Supreme Court Decision Number 2205/K/Pid.Sus/2022 acquitted the defendant, Samin Tan, despite evidence of gratuities given to public officials. This research analyzes the legal considerations behind the ruling and evaluates the implementation of Law Number 48 of 2009 on Judicial Power in handling corruption cases. Using a normative juridical approach with statutory and case-based analysis, the study finds inconsistencies in the legal application of gratification offenses, particularly concerning the liability of gratification givers. The results highlight legal uncertainties, where the absence of explicit evidence of a formal agreement between giver and receiver allowed the defendant to evade legal consequences. Additionally, comparisons with previous cases reveal inconsistencies in judicial decisions regarding gratification offenses. This study underscores the need for regulatory revisions to ensure that both gratification givers and recipients are held accountable under the Corruption Eradication Law. Strengthening the implementation of beneficial ownership principles and reverse burden of proof mechanisms is recommended to enhance legal certainty, deter corrupt practices, and uphold justice in Indonesia’s legal system

References

Alkostar, A., & di Indonesia, I. K. (2019). Permasalahan Gratifikasi Dan Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Undang-Undang Korupsi. KOMPILASI MAKALAH SEMINAR IKAHI: Tahun 2013-2019, 115.

Ardiansyah, I. (2017). Pengaruh Disparitas Pemidanaan Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia. Jurnal Hukum Respublica, 17(1), 76–101.

Auliya, R., Gaol, S. L., & Darwis, N. (2024). PANDANGAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG DISPARITAS PUTUSAN PEMIDANAAN PERBUATAN MELANGGAR HUKUM YANG MERUGIKAN KEUANGAN NEGARA. IBLAM LAW REVIEW, 4(1), 99–112.

Azizah, F. N., Kholifah, N., & Farhani, A. (2023). Penguatan Etika Profesi Hakim Dalam Mewujudkan Penegakan Hukum. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-i, 10.

Cibro, C. J., Kalo, S., Ablisar, M., & Nasution, M. (2022). Penjatuhan Pidana Tambahan Pencabutan Hak Politik Terhadap Pelaku Tindak Pidana Korupsi Terkait Jabatan Publik. Locus Journal of Academic Literature Review, 1(4), 191–197.

Dewi, W. P. (2019). Penjatuhan Pidana Penjara Atas Tindak Pidana Narkotika Oleh Hakim Di Bawah Ketentuan Minimum Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. Jurnal Hukum Magnum Opus, 2(1), 55–73.

Kirana, G. C. (2018). Pembuktian Gratifikasi dalam Tindak Pidana Korupsi. Hukum Pidana Dan Pembangunan Hukum, 1(1).

Kusumaatmadja, M. (2000). Pengantar Ilmu Hukum: Suatu Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum Buku I.

Mas, M., & Hamid, A. (2020). Analisis Penerapan Sistem Pembuktian Terbalik Terhadap Tindak Pidana Korupsi.

Nomor, U.-U. (31 C.E.). Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Prayitno, C. (2020). Justifikasi Hak Politik Mantan Narapidana: Perspektif Hak Asasi Manusia dan Perundang-Undangan. Jurnal Konstitusi, 17(2).

Prayoga, F. M., & Yuhertiana, I. (2021). Studi Literatur Faktor yang Mempengaruhi Implementasi E-Budgeting dalam Sektor Publik. JPSI (Journal of Public Sector Innovations), 5(2), 68–79.

Ritonga, A. S., & Gani, R. A. (2024). Faktor Penyebab Tindak Pidana Gratifikasi Yang Dilakukan Kepala Daerah Menurut Hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Al-Zayn: Jurnal Ilmu Sosial & Hukum, 2(1), 81–100.

Sanjaya, D., & Erny, D. (2024). Kewenangan Pengundangan Peraturan Perundang-undangan: Perkembangan Pengaturan dan Peralihan Kewenangan. Jurnal USM Law Review, 7(1), 208–225.

Sasuang, R. H. K., Borman, M. S., & Handayati, N. (2024). SISTEM PEMBUKTIAN TERBALIK TINDAK PIDANA KORUPSI MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2001. COURT REVIEW: Jurnal Penelitian Hukum (e-ISSN: 2776-1916), 4(06), 70–78.

Shilby, S. (2021). Analisis Yuridis Terhadap Putusan Lepas Pada Tindak Pidana Korupsi Dalam Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1555k/Pid. Sus/2019. Jurnal Hukum Adigama, 4(1), 1737–1758.

WIllyams, F. J., & Yusuf, H. (2024). Peran Otoritas Jasa Keuangan Dalam Mencegah Tindak Pidana Perbankan Dan Pencucian Uang Di Indonesia. Jurnal Intelek Insan Cendikia, 1(9), 5292–5308.

Windiarti, L. (2024). Tindak Pidana Gratifikasi yang Sudah Menjadi Normalisasi Masyarakat Indonesia Ditinjau dari Aspek Budaya Hukum. Proceedings Series on Social Sciences & Humanities, 17, 81–90.

Yahya, A. S., Cahyono, A. S., & Sipayung, B. (2023). Analisis Dampak Kebijakan Gratifikasi dalam Pencegahan Korupsi Pada Lembaga Pemerintah Desa di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Hukum Dan HAM Wara Sains, 2(12), 1181–1190.